Banda Aceh – Sinar Aceh Baru
Panglima Komando Daerah Militer Iskandar Muda (Pangdam IM), Mayor Jenderal TNI Niko Fahrizal, M.Tr.(Han), menerima audiensi dari Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Aceh, Ahmad Shalihin, beserta rombongan di ruang kerjanya pada Jumat (27/12/2024). Audiensi ini menjadi langkah awal untuk memperkuat sinergi antara Kodam IM dan WALHI Aceh dalam mendukung pelestarian lingkungan hidup di Provinsi Aceh.
Audiensi ini bertujuan menjalin silaturahmi sekaligus membahas rencana kegiatan strategis seperti Muzakarah Kebijakan Ruang Aceh Berkeadilan Ekologi, yang rencananya akan diselenggarakan oleh WALHI Aceh. Dalam kesempatan ini, kedua pihak juga mendiskusikan berbagai isu lingkungan hidup yang, termasuk upaya pelestarian ekosistem dan penanganan kawasan genting ekologi di Aceh.
Direktur Eksekutif WALHI Aceh, Ahmad Shalihin, menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat dari Pangdam IM beserta jajaran. Ia menekankan bahwa kerja sama dengan aparat TNI selama ini telah memberikan dampak positif dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup. “WALHI Aceh memiliki visi untuk mendorong gerakan masyarakat dalam mempertahankan dan mengelola sumber daya alam secara adil dan berkelanjutan. Kami sangat menghargai dukungan Kodam IM dalam mewujudkan tujuan ini,” ujarnya.
Ahmad Shalihin juga memaparkan sejarah berdirinya WALHI Aceh, yang lahir pada 15 Oktober 1980 dengan dukungan berbagai elemen LSM dan Kelompok Pecinta Alam (KPA). Ia menjelaskan bahwa WALHI Aceh memiliki misi untuk memastikan keselamatan kawasan ekologi genting sebagai sumber kehidupan masyarakat, serta mendorong transformasi sosial demi terciptanya keadilan ekologis yang demokratis dan setara.
“Kami percaya, dengan kerja sama yang baik antara WALHI Aceh dan Kodam Iskandar Muda, kita dapat menjaga kelestarian lingkungan hidup di Aceh demi generasi mendatang,” jelas Ahmad Shalihin.
Dalam kesempatan yang sama, Pangdam IM menyampaikan apresiasinya terhadap peran aktif WALHI Aceh dalam memperjuangkan kelestarian lingkungan hidup. “Lingkungan hidup adalah aset strategis yang harus kita jaga bersama. Kolaborasi seperti ini sangat penting untuk menciptakan dampak nyata bagi masyarakat,” ujar Mayjen TNI Niko Fahrizal.
Pangdam IM juga mengungkapkan rencana pembangunan hutan kota yang digagas oleh Kodam IM. Ia menjelaskan bahwa hutan kota ini nantinya tidak hanya berfungsi sebagai ruang hijau, tetapi juga menjadi wahana edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. “Hutan kota ini akan menjadi simbol komitmen kita bersama dalam menjaga keseimbangan ekosistem,” tambahnya.
Selain itu, Pangdam IM menegaskan komitmen Kodam IM untuk terus bersinergi dengan WALHI Aceh dalam berbagai program pelestarian lingkungan. “Kami mendukung penuh inisiatif yang diusulkan oleh WALHI Aceh, terutama yang berkaitan dengan kebijakan yang berkeadilan ekologis. Kodam IM siap menjadi mitra strategis dalam upaya ini,” tegas Pangdam.
Pada akhir audiensi, Pangdam IM berharap kegiatan Muzakarah Kebijakan Ruang Aceh Berkeadilan Ekologi yang direncanakan oleh WALHI Aceh dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat Aceh. “Semoga kolaborasi ini menjadi tonggak penting dalam menciptakan Aceh yang lebih hijau, lebih lestari, dan lebih berkeadilan bagi semua,” pungkasnya.
Audiensi ini diharapkan menjadi langkah awal dari kerja sama yang lebih erat antara Kodam IM dan WALHI Aceh untuk mewujudkan keberlanjutan ekologi di Aceh. Kolaborasi ini tidak hanya menjadi upaya pelestarian lingkungan, tetapi juga sebagai wujud nyata sinergi antara institusi negara dan organisasi masyarakat dalam menjaga aset alam bagi generasi mendatang.
Turut hadir mendampingi Pangdam IM diantaranya Asintel Kasdam IM, Pamen Ahli Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Imtek) serta Lingkungan Hidup (LH), Kapendam IM, dan Waaster Kasdam IM. Sementara itu rombangan dari WALHI bpk. M. Nasir (Deputi Direktur Eksekutif WLAHI Aceh), bpk. Afifuddin (Kepala Divisi Advokasi WALHI Aceh), bpk. Munawir (Kepala Divisi Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi WALHI Aceh) dan bpk. Arhamy (Staf Advokasi WALHI Aceh).
Wiwin Hendra