Kanal

Network

Logo sinaracehbaru.com
TERKONEKSI BERSAMA KAMI
sinaracehbaru.com Facebook
sinaracehbaru.com Twitter
sinaracehbaru.com Instagram
sinaracehbaru.com YouTube
Android Icon iOS Icon
Copyright © 2025 sinaracehbaru.com
Allright Reserved

Balada BSI, Monopoli yang Menyengsarakan Serta Layanan yang Memalukan

Oleh
Senin, 10 Februari 2025 - 11:41 WIB

Riski Alfandi

Sejak awal diberlakukannya kebijakan Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di Aceh, kita semua dipaksa untuk meninggalkan sistem perbankan konvensional dan hanya bisa menggunakan layanan perbankan syariah, dengan BSI sebagai salah pemegang monopoli. Argumen yang digunakan adalah bahwa sistem ini akan lebih sesuai dengan nilai-nilai Islam, lebih aman, dan lebih menguntungkan masyarakat. Namun, setelah bertahun-tahun berjalan, yang kita dapatkan justru sebaliknya: layanan buruk, sistem yang sering eror, dan manajemen yang tidak transparan.

Menurut opini Riski Alfandi Ketua HMI Fakultas Pertanian USK
Puncaknya terjadi sejak 9 Februari 2025, ketika aplikasi Byond BSI mengalami gangguan besar di Aceh. Bukan kali pertama, dan tampaknya bukan yang terakhir. Banyak nasabah mengeluhkan ketidakmampuan mereka mengakses rekening, melakukan transaksi, bahkan sekadar mengecek saldo. Jika ini adalah bank yang digadang-gadang sebagai kebanggaan umat, maka ini adalah kebanggaan yang penuh dengan kepalsuan.

Sejarah Kelam BSI yang Tidak Pernah Belajar dari Kesalahan.

Kasus error ini hanya menambah daftar panjang kegagalan BSI yang terus berulang. Kita masih ingat bagaimana pada 8 Mei 2023, layanan mobile banking dan ATM BSI lumpuh total selama hampir sepekan. Awalnya, BSI mengklaim bahwa gangguan tersebut disebabkan oleh pemeliharaan sistem, tetapi kemudian terungkap bahwa serangan siber adalah penyebab utamanya. Bukannya transparan dan segera bertindak, BSI justru menutup-nutupi masalah ini hingga kepercayaan nasabah semakin menurun.

Tidak hanya itu, pada tahun yang sama, seorang nasabah kehilangan dana sebesar Rp378 juta akibat aksi phishing. Alih-alih bertanggung jawab, BSI justru menyalahkan korban tanpa introspeksi mendalam terhadap lemahnya sistem keamanan mereka. Bagaimana mungkin bank sebesar ini tidak memiliki perlindungan yang cukup bagi nasabahnya?

Pertanyaannya: mengapa setiap kali terjadi masalah, BSI hanya bisa meminta maaf tanpa ada perbaikan nyata? Apakah mereka menganggap nasabah bisa terus bersabar tanpa batas? Apakah mereka berpikir bahwa monopoli mereka di Aceh membuat mereka kebal kritik?

BSI, Bank dengan Kinerja Buruk yang Dipaksakan kepada Masyarakat

Jika kita membandingkan BSI dengan bank lain di Indonesia, perbedaannya sangat mencolok. Bank Central Asia (BCA) secara konsisten diakui sebagai bank dengan pelayanan terbaik di Indonesia, dengan aplikasi perbankan digital seperti BCA Mobile dan KlikBCA yang jarang mengalami gangguan. Sementara itu, Bank Mandiri berhasil meraih penghargaan sebagai Best Bank in Indonesia versi Euromoney Award for Excellence 2024, menunjukkan komitmen mereka dalam memberikan layanan finansial yang inovatif dan menyeluruh.

Lalu, di mana posisi BSI? Tidak ada dalam daftar bank terbaik, tidak juga diakui secara internasional, tetapi justru dipaksakan beroperasi di Aceh dengan dalih syariah. Inilah bentuk monopoli yang menyengsarakan rakyat.

Monopoli BSI: Kesalahan Fatal yang Harus Segera Dikoreksi

Masyarakat Aceh harus sadar bahwa monopoli ini bukan bagian dari ekonomi Islam yang sehat. Dalam sistem ekonomi Islam, kejujuran, profesionalisme, dan transparansi adalah prinsip utama. Namun, apa yang terjadi di Aceh justru bertentangan dengan itu semua. BSI menikmati monopoli, tetapi tidak pernah menunjukkan kualitas layanan yang setara dengan posisinya sebagai bank satu-satunya di Aceh.

Seperti yang dikatakan oleh Warren Buffett:

“It takes 20 years to build a reputation and five minutes to ruin it.”
BSI sudah berkali-kali merusak reputasinya, tetapi tetap merasa aman karena tidak ada kompetitor yang bisa menyaingi mereka. Jika tidak ada perbankan lain yang bisa bersaing, di mana letak keadilan bagi nasabah?

BSI Harus Dievaluasi atau Dihapuskan dari Aceh

Kegagalan demi kegagalan ini menunjukkan bahwa sudah waktunya kita menuntut evaluasi menyeluruh terhadap BSI. Pemerintah Aceh harus berani mengambil sikap tegas:

Mengembalikan bank konvensional ke Aceh sebagai opsi bagi masyarakat. Jika BSI memang unggul, biarkan masyarakat memilih sendiri. Tidak perlu ada paksaan.
Menuntut audit independen terhadap sistem BSI, khususnya terkait keamanan data dan transparansi keuangan mereka. Jika mereka gagal menjaga stabilitas layanan, mereka harus diberi sanksi.
Menghentikan monopoli BSI di Aceh dan memberikan kesempatan bagi bank syariah lain untuk beroperasi, agar ada persaingan yang memacu perbaikan layanan.
Kita tidak bisa terus-menerus membiarkan masyarakat Aceh menjadi korban dari sistem yang tidak bekerja. Jika BSI tidak mampu memberikan layanan perbankan yang baik, maka sudah saatnya kita mempertanyakan: apakah mereka pantas mendapatkan kepercayaan kita?

Saya, Riski Alfandi, sebagai seorang anak muda Aceh yang peduli terhadap masa depan daerah ini, merasa perlu menyuarakan ketidakadilan ini. BSI telah menunjukkan ketidakmampuannya berkali-kali, dan kita harus bersikap tegas. Kepercayaan dan keamanan finansial adalah hak setiap nasabah, dan tidak seharusnya dikompromikan oleh ketidakmampuan institusi perbankan tertentu. (*)

WARTAWAN SAIFUL AMENO

BERITA LAINNYA

Layanan Buruk dan Akses Terbatas, BSI Dinilai Hambat Ekonomi Aceh

Banda Aceh – Sinar Aceh Baru Ketua Serikat Aksi Peduli Aceh (SAPA), Fauzan Adami, dengan tegas menyoroti dampak negatif kehadiran

| 3 jam lalu

Kasdam IM Pimpin Rakor Penyusunan Rentinkon Tahun 2026.

Banda Aceh – Sinar Aceh Baru Kasdam IM, Brigjen TNI Ayi Supriatna, S.I.P., M.M., secara resmi membuka Rapat Penyusunan Rencana

| 16 jam lalu

ATM EROR Lagi AESM Meminta Direktur BSI Meminta Maaf Kepada Nasabah

Kota Langsa – Sinar Aceh Baru Wahyu Ramadana koordinator aliansi elemen sipil menggunggat (AESM) Kota Langsa meminta pihak bank syariah

| 16 jam lalu

Operasi Gaktib dan Yustisi Citra Wira Rencong 2025 Wujud komitmen TNI dalam penegakan Hukum.

Banda Aceh – Sinar Aceh Baru Kepala Kelompok Staf Ahli (Kapok Sahli) Pangdam IM, Brigjen TNI Senmart Tonda, S.Sos., memimpin

| 17 jam lalu

Bea Cukai Langsa Berhasil Gagalkan Sepeda Motor Sparepart Dan Hewan Ilegal Dalam Operasi Gabungan

Langsa – Sinar Aceh Baru Bea Cukai Langsa dalam operasi gabungan bersama Kanwil djbc Aceh dan Kanwil djbc Sumatera Utara

| 17 jam lalu

Kapolres Aceh Selatan Pimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Seulawah 2025

  Tapaktuan – Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan kedisiplinan masyarakat dalam berlalu lintas, Polres Aceh Selatan Polda Aceh melaksanakan Apel

| 17 jam lalu

Koptu Irwan Dukung Perlombaan Tingkat Desa Bersama Tim KKN Universitas Sains Cut Nyak Dhien

Aceh Timur – Sinar Aceh Baru Suasana penuh semangat menyelimuti Desa Blang Mideun, Kecamatan Julok, saat Tim Kuliah Kerja Nyata

| 1 hari lalu

PERSAMI di SMPN 2 Indra Makmu Berlangsung Meriah

Aceh Timur, – Sinar Aceh Baru Dalam rangka membina kedisiplinan dan kebersamaan di kalangan pelajar, Babinsa Koramil 19/Indra Makmu Kodim

| 1 hari lalu

Satgas Pamtas Yonif 112/DJ bantu Polri untuk cegah bentrok antar pendukung Paslon di Puncak Jaya.

Puncak Jaya, – Sinar Aceh Baru Situasi keamanan di Kabupaten Puncak Jaya mengalami ketegangan akibat konflik antara dua kelompok pendukung

| 1 hari lalu

Dansatgas Yonif 112/DJ terjunkan anggota Bantu Polda atasi Konflik di Puncak Jaya.

Puncak Jaya, – Sinar Aceh Baru Dansatgas Pamtas RI-PNG Kewilayahan Yonif 112/DJ, Letkol Inf Fiska Bagus Tri Sunaryanto, mendampingi Kapolda

| 1 hari lalu
Logo sinaracehbaru.com
TERKONEKSI BERSAMA KAMI
sinaracehbaru.com Facebook
sinaracehbaru.com Twitter
sinaracehbaru.com Instagram
sinaracehbaru.com YouTube
Android Icon iOS Icon
Copyright © 2025 sinaracehbaru.com
Allright Reserved
CONTACT US PT. Sinar Aceh Baru,
Jl. Kasturi No. 7B Gp. Keuramat Kuta Alam Banda Aceh, 23123
Telp: 08126962239