Pj. Bupati Aceh Tamiang, Drs. Asra bersama Kepala Dinas Perhubungan, Drs. Syuibun Anwar, melihat kondisi mesin baru yang pada getek penyeberangan dari dan ke Kampung Tanjung Binjai, Bendahara dengan Kampung Baru, Kecamatan Seruway saat meninjau langsung ke lokasi pengoperasian getek tersebut, Selasa (11/6/2024).
Aceh Tamiang – Sinar Aceh Baru
Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang kembali mengoperasikan ponton atau getek penyeberangan dari dan ke Kampung Tanjung Binjai, Bendahara dengan Kampung Baru, Kecamatan Seruway. Pj. Bupati Aceh Tamiang, Drs. Asra bersama Kepala Dinas Perhubungan, Syuibun Anwar, meninjau langsung ke lokasi pengoperasian getek tersebut, Selasa (11/6/24).
“Enam bulan terakhir, getek ini tidak berfungi karena rusak. Kerusakannya sangat parah,” kata Pj Bupati Asra ketika meninjau pengoperasian getek tersebut.
Pj. Bupati Asra mengatakan, getek yang sudah ada sejak daerah ini masih bersatu dengan Aceh Timur. Ia menjelaskan, getek tersebut sudah dua kali tenggelam dalam dua tahun terakhir. Pertama saat banjir 27 Juni 2022 dan kembali tenggelam pada Desember 2023.
“Januari 2024 langsung kami angkat, ternyata kondisinya sudah rusak parah,” ungkapnya.
Proses perbaikan ini dilakukan secara gotong royong karena Pemkab Aceh Tamiang hanya memiliki anggaran Rp. 160 juta. Anggaran ini tidak cukup untuk membeli mesin baru, plat besi, tiang besi dan item bahan lainnya.
“Besi ada dari Pertamina, alat berat dari Dinsos yang dikelola BPBD, sebagian kami kanibal dari getek lama,” timpal Pj. Bupati Asra.
Diakui Pj. Bupati Asra, perbaikan getek ini murni kebijakan pemerintah daerah, karena didorong kebutuhan masyarakat yang sangat kuat. Di sisi lain, tidak berfungsinya getek ini berdampak pada rusaknya titi gantung yang diperuntukkan sebagai prasarana transportasi pejalan kaki dan sepeda motor.
“Karena getek tidak ada, truk masyarakat mulai nekat menyeberang di titi gantung. Akhirnya lantai jembatan sudah pada rusak,” jelas Asra didampingi Kadis Perhubungan, Syuibun Anwar.
Getek penyeberangan bisa dioperasikan kembali setelah diperbaiki.
Kehadiran getek ini disambut hangat masyarakat yang selama ini mengandalkan moda transportasi ini untuk mengangkut hasil perkebunan. Disebutkan, kurang lebih ada 1.000 hektare lahan perkebunan yang didominasi kelapa sawit di Tanjung Binjai, hasil produksinya diseberangkan menggunakan getek.
Syuibun menambahkan perbaikan getek ini melalui proses panjang karena sudah dirintis sejak masa Bupati Mursil. “Getek tenggelam tahap pertama pada tanggal 23 Juli 2022 bupati Aceh Tamiang telah menyurati kepala Balai Transportasi Darat (BPTD) Wilayah 1 Aceh tanggal 16 Agustus 2022. Namun sampai berakhir tugas Pak Mursil usulan belum mendapat tindak lanjut,” kata dia.
Proses ini dilanjutkan ketika Meurah Budiman ditunjuk sebagai Pj Bupati Aceh Tamiang. Pj. Bupati Meurah ketika itu kembali menyurati Kepala Dinas Perhubungan Aceh pada 17 Februari 2023. Tujuan surat itu untuk membantu membangun getek (ponton). Namun sampai berakhir masa tugas belum juga mendapat realisasi dari Pemerintah Aceh.
Perjuangan ini dilanjutkan Pj Bupati Asra dengan diawali membantu menarik getek yang tenggelam pada 5 Janurari 2024. Bangkai getek kemudian dibawa ke bengkel UPTD alat berat di Karang Baru untuk diperbaiki. “Alhamdulillah hari ini bisa dioperasikan,” kata Syuibun.
Wartawan Wiwin Hendra